BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi yaitu (AKI) 307 per 100 kelahiran hidup, dan (AKB) 35 per 1000 kelahiran hidup, lebih dari 90% penyebab kematian ibu dan bayi karena komplikasi obstetrik dimana komplikasi ini tidak bisa diduga sebelumnya. Depkes menargetkan pada tahun 2009 AKI menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup (www.Kompas.com).
Di Indonesia penyebab utama kematian ibu selain perdarahan dan infeksi juga pre-eklampsia. Oleh karena itu diagnosis dini pre-eklampsia, yang merupakan tingkat pendahuluan eklampsia, serta penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. Perlu ditekankan bahwa sindroma pre-eklampsia ringan dengan hipertensi, edema, proteinuria sering tidak di ketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita yang bersangkutan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat timbul pre-eklampsia. (Sarwono, 2005)
Di Jawa Barat, pada tahun 2008 Angka Kematian Ibu tertinggi mencapai 41/1000 kelahiran hidup. Kematian ibu banyak disebabkan oleh perdarahan 144 kasus, infeksi 34 kasus, partus lama 31 kasus dan 62 kasus karena sebab lain. Sedangkan kematian bayi disebabkan oleh BBLR Asfiksia, hipotermi, ikterus, infeksi. (DepKes RI, 2008)
Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Indramayu tahun 2008 terdapat 29.262 ibu hamil, dari jumlah tersebut terdapat 41 kasus kematian ibu, menunjukkan bahwa jumlah kematian ibu akibat kehamilan adalah 13 kasus, persalinan sebanyak 22 kasus dan nifas sebanyak 6 kasus. Dimana penyebabnya karena perdarahan 10 kasus, pre-eklampsia ringan 3 kasus, pre-eklampsia berat 4 kasus, eklampsia 6 kasus dan sebab lain 18 kasus. Sedangkan jumlah bayi di Kabupaten Indramayu adalah 29.359 terdapat kasus kematian bayi sebanyak 563 kasus. Dan terdapat jumlah kematian bayi umur kurang dari 7 hari sebanyak 41 kasus, kematian bayi umur 7-29 hari sebanyak 96 kasus. Penyebab kematian bayi tersebut yaitu BBLR 143 kasus, asfiksi 132 kasus, hipotermi 64 kasus, tetanus 3 kasus, ISPA 39 kasus, ikterus 29 kasus, diare 28 kasus, dan 61 kasus lainnya karena sebab lain. (Dinas Kesehatan Indramayu, 2008)
Berdasarkan data Puskesmas Sukra tahun 2009 terdapat Angka Kematian Ibu sebanyak 3 kasus yaitu perdarahan post partum dengan retensio plasenta 1 kasus, post SC dengan dekompensasi cordis 1 kasus, dan post kuret AB dengan dekompensasi cordis 1 kasus. Dan Angka Kematian Bayi sebanyak 20 kasus diantaranya BBLR 4 kasus, asfiksia 4 kasus, cacat bawaan 2 kasus dan IUFD karena PEB 1 kasus, IUFD karena maserasi 2 kasus dan IUFD karena lahir mati 7 kasus. (Data Puskesmas Sukra, 2009)
Berdasarkan uraian diatas kami tertarik untuk membuat makalah dengan judul asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. R, 34 tahun dengan pre-eklampsia ringan.
1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan pre-eklampsia ringan dengan Manajemen Kebidanan Varney dan didokumentasikan dalam bentuk SOAP.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada ibu hamil trimester III.
b. Mampu melakukan interpretasi data untuk menegakkan diagnosa masalah dan kebutuhan ibu dalam masa kehamilan trimester III.
c. Menetapkan identifikasi masalah yang terjadi pada ibu dalam masa kehamilan trimester III.
d. Mampu melaksankan identifikasi tindakan segera.
e. Mampu merencanakan asuhan yang akan diberikan pada ibu hamil.
f. Mampu melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan masalah kebutuhan.
g. Mampu mengevaluasi keefektifan hasil asuhan yamg diberikan pada ibu hamil.
1.3. Manfaat
1. Bagi Lahan Praktik
Sebagai bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan melalui pendekatan asuhan kebidanan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan kebidanan untuk meningkatkan kesehatan.
3. Bagi Klien
Mendapatkan asuhan kebidanan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan yang merupakan hak pasien.
1.4. Ruang lingkup
Ruang lingkup penulisan makalah ini tentang asuhan kebidanan secara komperhensif pada ibu hamil dengan pre-eklampsia ringan, dengan responden seorang ibu hamil pada umur kehamilan 36 minggu yang bertempat di Desa Sukra Wetan, Blok Karang Anyar Rt/Rw. 01/01 Kecamatan Sukra Kabupaten Indramayu, di wilayah kerja Puskesmas Sukra yang di lakukan mulai tanggal 28 sampai 30 Januari 2010.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Kehamilan
1. Definisi
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim ibu (Prawirohardjo, 2002).
Selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin sesuai kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2002).
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari haid pertama haid terakhir (di mulai dari konsepsi) sampai 6 bulan , triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan (Saifudin, 2002).
Kehamilan adalah masa yang dimulai dari konsepsi atau fertilisasi (bertemunya antara ovum dan spermatozoa) sampai dengan awal terjadinya persalinan. Lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm sekitar 280 sampai 300 hari dengan perhitungan sebagai berikut :
· Kehamilan sampai 28 minggu dengan berat janin 1000 gram bila berakhir disebut keguguran.
· Kehamilan 29 sampai 36 minggu bila terjadi persalinan disebut prematuritas.
· Kehamilan berumur 37 sampai 42 minggu disebut aterm.
· Kehamilan melebihi 42 minggu disebut kehamilan lewat waktu atau postdatism (serotinus).
Kehamilan dibagi menjadi 3 triwulan, yaitu :
1. Triwulan I : 0-12 minggu
2. Triwulan II : 13-28 minggu
3. Triwulan III : 29 sampai 42 minggu
2. Perubahan fisiologis pada trimester 3
a. Edema karena tekanan dari pembesaran uterus pada vena pelvis ketika duduk atau pada vena cava inferior ketika berbaring.
b. Sering buang air kecil atau Nocturia karena tekanan uterus pada kandung kemih
c. Hemorrhoid atau wasir karena tekanan yang meningkat dari uterus gravid terhadap vena hemorrhoid
d. Flour Albus atau keputihan karena peningkatan produksi lendir dan kelenjar endoservikal sebagai akibat dari peningkatan kadar estrogen
e. Syacope atau pusing karena penggumpalan darah didalam pembuluh tungkai, yang mengurangi aliran balik vena dan menurunkan output kardiak serta tekanan darah dengan tegangan orhostatis yang meningkat
f. Sakit punggung atas dan bawah karena perubahan sikap badan pada kehamilan lanjut (titik berat badan pindah kedepan), di imbangi dengan lordosis yang berlebihan sehingga terjadi spasmus otot pinggang
g. Dispenea atau sesak nafas karena ekspansi diafragma terbatas karena pembesaran uterus
h. varises karena berdiri terlalu lama dan bendungan vena dalam panggul. (Yulaikhah, 2008)
3. Tanda bahaya pada kehamilan lanjut
Bahaya pada kehamilan lanjut, meliputi :
1. Perdarahan pervaginam
2. Sakit kepala hebat
3. Penglihatan kabur
4. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
5. Pegeluaran cairan pervaginam
6. Gerakan janin tidak terasa
7. Sakit perut hebat (Yulaikhah, 2008)
4. Rumus taksiran berat badan janin menurut Jhonson Toshack
· Kepala belum masuk PAP
(TFU-13)x155
· Kepala berada di hodge 1 dan 2
(TFU-12)x155
· Kepala berada dihodge 3
(TFU-11)x155
(Mansjoer, 2005)
5. Standar Minimal Asuhan Antenatal Care (10 T), yaitu :
a. Timbang berat badan
b. Pengukuran Tekanan darah.
c. Pengukuran TFU
d. Tes laboratorium
e. Tatalaksana kasus
f. Tabungan persalinan
g Pemberian Tetanus Toxoid
h. Pemberian Tablet zat besi
i. Temu wicara
j. Tes terhadap penyakit menular seksual (Dinas Kesehatan ).
2.2. Pre-Eklampsia
a. Definisi
Pre-eklampsia adalah suatu sindroma khas kehamilan berupa penurunan perfusi organ akibat vasospasme dan pengaktifan endotel. (Williams, 2009)
Dan merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin, dan selama masa nifas yang terdiri atas trias gejala, yaitu hipertensi, proteinuria, dan edema.(Yulaikhah, 2008)
Pre-eklampsia ialah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan proteinuria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke-3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya, misalnya pada molahidatidosa. (Sarwono, 2005)
b.Etiologi
Penyebab pre-eklampsia sampai sekarang belum diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab-musabab penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang dapat memberi jawaban yang memuaskan. Teori yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut:
1. Sebab bertambahnya frekuensi pada primigraviditas, kehamilan ganda, hidramnion, molahidatidosa.
2. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus.
4. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang, dan koma.
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab pre-eklampsia ialah iskemia plasenta. Akan tetapi, dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor, melainkan banyak faktor yang menyebabkan pre-eklampsia dan eklampsia. Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat. (Sarwono, 2005)
c. Ganbaran klinik pre-eklampsia
1. Pertambahan berat badan yang berlebihan
2. Edema pada kaki, jari tangan dan muka
3. Hipertensi
4. Proteinuria
5. Gejala subjektif, meliputi:
· Sakit kepala terutama daerah frontalis
· Rasa nyeri didaerah epigastrium
· Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur
· Terdapat mual sampai muntah
· Gangguan pernafasan sampai sianosis
· Terjadi gangguan kesadaran. (Yulaikhah, 2008)
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya pre-eklampsia dan eklampsia adalah:
· Jumlah primigravida, terutama primigravida muda
· Distensi rahim yang berlebihan, seperti hidramnion, hamil ganda, molahidatidosa
· Penyakit yang menyertai kehamilan, seperti diabetes mellitus, obesitas (kegemukan)
· Jumlah umur ibu diatas 35 tahun
· Pre-eklampsia berkisar antara 3%-5% dari kehamilan yang dirawat. (Yulaikhah, 2008)
e. Patofisiologi
1. Pada pre-eklampsi, terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan retensi garam dan air.
2. Pada biopsy ginjal, ditemukan spasme hebat arteriola glomerulus.
3. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Dengan demikina, jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, tekanan darah akan naik, dalam usaha mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi.
4. Penaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruang interstitial, belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
5. Proteinuria dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus. ( Yulaikhah, 2008)
f. Perubahan Pada Organ Akibat Pre-Eklampsia
a) Otak
1. Spasme pembuluh darah arteriola otak menyebabkan anemia jaringan otak, perdarahan, dan nekrosis.
2. Menimbulkan nyeri kepala yang hebat.
b) Plasenta dan Rahim
1. Spasme arteriola mendadak menyebabkan asfiksia berat sampai kematian janin.
2. Spasme yang berlangsung lama akan mengganggu pertumbuhan janin.
3. Terjadinya peningkatan tonus otot rahim dan kepekaannya terhadap rangsang sehingga terjadi partus prematurus.
c) Ginjal
1. Spasme pembuluh darah menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun sehingga filtrasi glomerulus berkurang.
2. Filtrasi glomerulus dapat turun sampai 50% dari normal sehingga pada keadaan lanjut dapet terjadi oliguria dan anuria.
3. Penyerapan air dan garam tubulus tetap, terjadi retensi garam dan air.
4. Edema pada tungkai dan tangan, paru-paru, dan organ lain.
d) Paru
1. Dapat terjadi bronkopneumonia sampai abses.
2. Menimbulkan sesak nafas sampai sianosis.
3. Kematian pada preeklamsia-eklamsia dapat disebabkan oleh edema paru yang menimbulkan dekompensasi kordis.
e) Mata
1. Terjadi spasme arteriola dan edema retina.
2. Pada eklamsia, dapat terjadi ablasio retina atau lepasnya retina.
3. Gejala lain meliputi skotoma, diplopia, dan ambliopia yang di sebabkan oleh adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks serebi di dalam retina.
f) Hati
1. Perdarahan yang tidak teratur
2. Terjadi nekrosis, trombosis pada lobus hati.
3. Rasa nyeri di epigastrium karena peredaran subkapsular.
g) Jantung
1. Perubahan degenerasi lemak dan edema.
2. Perdarahan subendokardial.
3. Menimbulkan dekompensasi kordis sampai terhentinya fungsi jantung.
h) Pembuluh Darah
1. Permeabilitasnya terhadap protein makin tinggi sehingga terjadi vasasi protein ke jaringan.
2. Protein ekstravaskular menarik air dan garam menimbulkan edema.
3. Hemokonsentrasi darah yang menyebabkan gangguan fungsi metabolisme tubuh dan trombosis. (Manuaba, 1998).
g. Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit
1. Terjadi perubahan pada metabolisme air, elektrolit, kristaloid, dan protein serum sehingga terjadi gangguan keseimbangan elektrolit.
2. Gula darah, kadar natrium bikarbonat, dan pH darah dalam batas normal.
3. Pada pre-eklampsia berat dan eklamsia, kadar gula darah naik sementara, asam laktat dan asam organic lainnya naik sehingga cadangan alkali turun. Keadaan ini di sebabkan oleh kejang.
4. Setelah konvulsi selesai, zat-zat organik dioksidasi dan di lepaskan natrium, lalu bereaksi dengan karbonik sehingga terbentuk natrium bikarbonat. Dengan demikian, cadangan alkali dapat kembali pulih normal. (Yulaikhah, 2008)
h. Klasifikasi
Preeklampsia Ringan
1. Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
2. Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pemeriksaan 6 jam.
3. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu.
4. Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 pada urin kateter atau urin aliran pertengahan.
Pre-eklampsia Berat
Bila salah satu diantara gejala atau tanda diketemukan pada ibu hamil sudah dapat di golongkan pre-eklampsia berat :
1. Tekanan darah 160/110 mmHg.
2. Oliguria, urin kurang dari 400 cc/24 jam.
3. Proteinuria lebih dari 3 gr/liter.
4. Keluhan subjektif :
· Nyeri epigastrium
· Gangguan penglihatan
· Nyeri kepala
· Edema paru dan sianosis
· Gangguan kesadaran
5. Pemeriksaan
· Kadar enzim hati meningkat disertai ikterus
· Perdarahan pada retina
· Trombosit kurang dari 100.000/mm. (Yulaikhah, 2008)
i) Intervensi Pre-Eklampsia
a) Pencegahan:
Lakukan pemeriksaan kehamilan yang teratur dan bermutu serta teliti.
Waspadai kemungkinan preeklampsia jika ada faktor predoposisi
Beri penyuluhan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan , diet rendah garam, lemak serta karbohidrat, diet tinggi protein, menjagakenaikan berat badan.
b) Penanganan
Mencegah terjadinya preeklampsia dan eklampsia
Mempertahankan janinnya agar tetap lahir hidup
Melahirkan janin dengan trauma sekecil-kecilnya. (Sarwono, 2005)
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. R G5 P4 A0 Trimester III
Tanggal Pengkajian : 28 Januari 2010
Waktu : 09.00 WIB
Tempat : Puskesmas Sukra
Pengkaji : Tim
I. Data Subjektif
1. Anamnesa
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. W
Umur : 34 tahun Umur : 35 tahun
Pendidikan : TS Pendidikan : TS
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tani
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Ds. Sukra Wetan, Alamat : -
Blok Karang Anyar -
Rt/Rw. 01/01 -
2. Riwayat kehamilan sekarang
HPHT : 18-05-2009
TP : 25-02-2010
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang kelima dengan usia kehamilan 8 bulan dan mengeluh pusing. Ibu sudah pernah memeriksakan kehamilannya sebanyak 5 kali yaitu 3 kali di BPS dan 2 kali di puskesmas. Obat-obatan yang pernah didapat yaitu tablet penambah darah, kalk, dan vitamin. Ibu sudah pernah mendapat imunisasi TT lengkap yaitu TT1 pada usia kehamilan 4 bulan tanggal 07-07-2009 dan TT2 pada usia kehamilan 6 bulan tanggal 15-09-2009. Ibu belum mengetahui tanda-tanda bahaya kehamilan dan tanda-tanda persalinan.
Anak ke | Tahun lahir | Berat Badan | Panjang Badan | Jenis Kelamin | Tempat persalinan | Ditolong Oleh | Keadaan sekarang | LH/LM |
1 | 1995 | - | - | Laki-laki | Rumah | Dukun | Hidup | LH |
2 | 1999 | 2,9 kg | 48 cm | Laki-laki | Rumah | Bidan | Hidup | LH |
3 | 2004 | - | - | Laki-laki | Rumah | Dukun | Hidup | LH |
4 | 2007 | 4,7 kg | 50 cm | Perempuan | Rumah Sakit | Bidan | Meninggal(IUFD, Distosia Bahu) | LM |
3. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
4. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga
Ibu dan keluarga tidak mempunyai penyakit berat seperti jantung, ginjal. Tidak mempunyai penyakit menular seperti HIV/AIDS, hepatitis B, dan malaria. Tidak mempunyai peyakit keturunan seperti diabetes mellitus, asma tetapi ada keturunan hipertensi dari pihak ibu, dan mempunyai keturunan gemelli atau kembar dari pihak suami.
5. Riwayat sosial ekonomi
Lama nikah 15 tahun. Mendapatkan respon dan dukungan yang baik dari suami dan keluarga, rencana persalinan di klinik bidan dan ditolong oleh bidan. Pengambil keputusan adalah suami. ibu pernah menggunakan kontrasepsi pil selama 2 tahun. Ibu makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk dan minum 8 gelas sehari. Buang air besar 1 kali sehari dan buang air kecil 4 kali sehari. Ibu tidak merokok, minum-minuman keras dan mengkonsumsi obat-obatan terlarang.
II. Data Objektif
1. Pemeriksaan umum
- Keadaan umum : Baik
- Kesadaran : Composmetis
- Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 150/100 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,80C
2. Status Gizi
BB sebelum hamil : 51 kg
BB sekarang : 57 kg
TB : 153 cm
Lila : 24 cm
3. Pemeriksaan Fisik
- Muka : tidak pucat dan tidak edema
- Mata : konjungtiva merah muda, sklera putih
- Hidung : tidak ada sekret dan polip
- Mulut : bibir tidak kering, tidak terdapat stomatitis dan caries.
- Telinga : bersih, tidak ada serumen dan nyeri pada tragus.
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, kelenjar limfe dan vena jugularis
- Dada : tidak terdapat tarikan dinding dada
- Paru-paru : tidak ada bunyi ronchi dan wheezing
- Jantung : bunyi jantung reguler
- Payudara : simetris, puting susu menonjol, areola hiperpigmentasi, tidak ada benjolan dan nyeri tekan
- Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, terdapat linea nigra dan striae gravidarum, , pembesaran perut sesuai usia kehamilan.
Leopold I : TFU 33 cm, bagian fundus tidak teraba keras
Leopold II : sebelah kiri perut ibu teraba keras, datar, ada tahanan (punggung), DJJ 156 x/menit,sebelah kanan perut ibu teraba bagian kecil (ekstremitas).
Leopold III : bagian terendah janin tidak teraba
TBJ : tidak bisa ditentukan
- Ekstremitas
Atas : kuku tidak pucat dan tidak edema
Bawah : kuku tidak pucat, tidak edema, tidak ada varises, reflek patella kanan / kiri (+) (+)
- Genetalia dan Anus : tidak diperiksa karena ibu menolak
- CVAT : (-) / (-)
- Data Penunjang
Hb : 11 gr%
Protein urine : (+)
Glukosa urine : (-)
III. Analisa
G5 P4 A0 umur kehamilan 36 minggu dengan pre-eklampsia ringan, janin hidup tunggal presentasi tidak teraba, intra uterin. Keadaan ibu dan janin baik.
IV. Penatalaksanaan
- Membina hubungan baik dengan ibu à ibu merespon dengan baik
- Melakukan informed consent à ibu menyetujuinya
- Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa letak janin ada keraguan dan terdapat dua DJJ di dua tempat à ibu mengetahuinya
- Menganjurkan ibu untuk konsultasi ke dr. Puskesmas dan dr. SpOG à ibu akan melakukannya
- Menganjurkan ibu untuk:
§ Diet rendah protein seperti telur, ikan, tahu, tempe
§ Mengkonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan
§ Rendah karbohidrat seperti nasi, sebagai pengganti kentang dan ubi
à ibu mau melakukannya
- Menyarankan ibu untuk istirahat dan berbaring pada sisi tubuh sebelah kiri karena untuk meningkatkan aliran darah ke plasenta dan mengurangi tekanan vena pada ekstremitas untuk mencegah terjadinya edema à ibu memahami
- Memberikan tablet Fe dan menyarankan ibu untuk meminumnya secara teratur dan diminum 1 kali sehari sebelum tidur à ibu mau meminumnya.
- Memberitahukan tanda-tanda persalinan seperti mules-mules yang timbul teratur, sering dan lama, keluar darah bercampur lendir dari vagina, keluar air ketuban dari jalan lahir dan menyarankan ibu untuk menghubungi bidan atau tenaga kesehatan jika sudah ada tanda-tanda persalinan à ibu mengerti dan akan menghubungi bidan atau tenaga kesehatan apabila terdapat tanda-tanda persalinan.
- Memberitahukan tanda-tanda bahaya PEB, seperti:
§ Sakit kepala terutama daerah frontalis
§ Rasa nyeri didaerah epigastrium
§ Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur
§ Terdapat mual sampai muntah
§ Gangguan pernafasan sampai sianosis
§ Terjadi gangguan kesadaran
à ibu mengerti.
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian à ibu bersedia kunjungan ulang tanggal 04 Februari 2010.
- Mendokumentasikan hasil asuhan.
Pemeriksaan ANC Ke II
Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. R G5 P4 A0 Trimester III
Tanggal Pengkajian : 30 Januari 2010
Waktu : 13.00 WIB
Tempat : Rumah pasien
Pengkaji : Tim
I. Data Subjektif
Ibu mengeluh pusing
II. Data Objektif
1. Data Penunjang
Hb : 11 gr%
Meggunakan stick
Protein urine : (+)
Glukosa urine : (-)
Menggunakan manual dibakar
Protein urine : (+)
Glukosa urine : (-) hijau keruh
III. Analisa
G5 P4 A0 umur kehamilan 36 minggu dengan preeklampsia ringan, janin hidup tunggal presentasi tidak teraba, intra uterin. Keadaan ibu dan janin baik.
IV. Penatalaksanaan
- Membina hubungan baik dengan ibu à ibu merespon dengan baik
- Melakukan informed consent à ibu menyetujuinya
- Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa letak janin ada keraguan dan terdapat dua DJJ di dua tempat à ibu mengetahuinya
- Menganjurkan ibu untuk konsultasi ke dr. Puskesmas dan dr. SpOG à ibu akan melakukannya
- Menganjurkan ibu untuk:
§ Diet rendah protein seperti telur, ikan, tahu, tempe
§ Mengkonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan
§ Rendah karbohidrat seperti nasi, sebagai pengganti kentang dan ubi
à ibu mau melakukannya
- Menyarankan ibu untuk istirahat dan berbaring pada sisi tubuh sebelah kiri karena untuk meningkatkan aliran darah ke plasenta dan mengurangi tekanan vena pada ekstremitas untuk mencegah terjadinya edema à ibu memahami
- Memberikan tablet Fe dan menyarankan ibu untuk meminumnya secara teratur dan diminum 1 kali sehari sebelum tidur à ibu mau meminumnya.
- Memberitahukan tanda-tanda persalinan seperti mules-mules yang timbul teratur, sering dan lama, keluar darah bercampur lendir dari vagina, keluar air ketuban dari jalan lahir dan menyarankan ibu untuk menghubungi bidan atau tenaga kesehatan jika sudah ada tanda-tanda persalinan à ibu mengerti dan akan menghubungi bidan atau tenaga kesehatan apabila terdapat tanda-tanda persalinan.
- Memberitahukan tanda-tanda bahaya PEB, seperti:
§ Sakit kepala terutama daerah frontalis
§ Rasa nyeri didaerah epigastrium
§ Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur
§ Terdapat mual sampai muntah
§ Gangguan pernafasan sampai sianosis
§ Terjadi gangguan kesadaran
à ibu mengerti.
- Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian à ibu bersedia kunjungan ulang tanggal 04 Februari 2010.
- Mendokumentasikan hasil asuhan.
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil, penulis memaparkan tentang pemeriksaan kehamilan yang dilakukan secara rutin kepada Ny. R adalah 9 T yaitu Timbang, Berat Badan, Ukur Tekanan Darah, Ukur Tinggi Fundu Uteri, Te Laboratorium, Tatalaksana Kasus, Tabungan Persalinan, Pemberian Tetanus Toxoid, Pemberian Tablet Zat Besi, dan Temu Wicara. Sedangkan menurut Dinas Kesehatan sekarang pelayanan atau standar asuhan kehamilan adalah minimal 10 T yaitu dengan disertai Tes terhadap penyakit menular seksual. Sedangkan asuhan yang diberikan pada Ny. R yaitu 9 T yaitu Timbang, Berat Badan, Ukur Tekanan Darah, Ukur Tinggi Fundu Uteri, Tes Laboratorium, Tatalaksana Kasus, Tabungan Persalinan, Pemberian Tetanus Toxoid, Pemberian Tablet Zat Besi, dan Temu Wicara. Sedangkan tes penyakit menular seksual tidak dilakukan karena tidak tersedianya alat, sarana dan fasilitas.
Berdasarkan kebijakan pemerintah ANC minimal dilakukan 4 kali selama kehamilan (Rustam Muchtar, 1988). Sedangkan Ny. R telah melaksanakan antenatal sebanyak 5 kali selama kehamilan.
Menurut teori yang ada di buku Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan (Yulaikhah, 2008) tentang penanganan pre-eklampsia ringan yaitu:
1. Istirahat ditempat tidur.
2. Beri diet rendah garam
3. Beri obat penenang (valium, fenobarbital)
4. Hindari pemberian diuretik dan antihipertensi
5. Pantau keadaan janin
Sedangkan penanganan Puskesmas Sukra terhadap Ny. R yaitu istirahat ditempat tidur dan beri diet rendah garam
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah melakukan pengkajian dari mulai pengumpulan data sampai dengan evaluasi dan asuhan kebidanan pada Ny. R dengan usia kehamilan 36 minggu di wilayah kerja puskesmas Sukra bahwa Ny. R telah melaksanakan asuhan antenatal sebanyak 5 kali kunjungan dan telah mendapatkan standar asuhan kehamilan 9 T. Berdasarkan pemeriksaan laboratorium didapatkan protein urine (+) dan reduksi (-), dan dalam pemeriksaan tanda-tanda vital tekanan darah 150/100 mmHg. Ny. R mempunyai penyakit keturunan hipertensi dari pihak ibu. Penanganan pada pre-eklampsia ringan yang diberikan untuk sementara ini adalah istirahat ditempat tidur dan diet rendah garam.
5.2. Saran
1. Bagi insitusi pendidikan
Diharapkan agar lebih mempersiapkan manajemen praktik lapangan semaksimal mungkin sehingga praktik dapat berjalan dengan baik.
2. Bagi lahan praktik
Sebagai masukan untuk dapat memberikan asuhan kebidanan yang lebih berkualitas pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan asuhan pada bayi baru lahir sehingga meningkatkan kesehatan pada ibu dan anak.
3. Bagi Klien
Diharapkan apabila klien suatu saat hamil kembali selalu mengamati perkembangan kehamilan, proses kelahiran, nifas dan bayinya dengan melakukan pemeriksaan rutin ke Puskesmas, Posyandu dan Bidan terdekat.
2 komentar:
referensinya knp tidak disertakan? Daftar Pustaka >>
Sebelumnya saya minta maaf untuk ketidaknyamanannya,daftar pustaka dan referensinya sengaja tidak saya cantumkan.
Posting Komentar
~ Komentar Agan sangat berarti untuk kemajuan blog ini ~