Bagaimana gaya marah Anda? Suka memendam emosi,
meledak-ledak atau mengalihkan emosi ke hal lain? Setiap orang memiliki cara
masing-masing untuk merespons emosi tersebut. Dan ternyata, cara Anda merespons
emosi bisa berdampak pada kesehatan tubuh.
Emosi adalah
istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan
dengan beragam perasaan, pikiran dan perilaku. Setiap manusia memiliki emosi,
entah senang dan gembira, marah ataupun sedih. Tidak ada yang salah dengan
emosi, masalahnya banyak orang yang sangat berlebihan memaknai dan merespons
emosi tersebut.
Ada 3 cara yang biasanya dilakukan orang untuk merespons emosi,
yaitu:
1. Menekan atau memendam emosi
Orang yang suka menekan emosi mungkin akan terlihat tenang, namun emosi yang
selalu ditekan tersebut suatu saat akan meledak.
Pada dasarnya,
orang dengan tipe ini juga akan mudah
tersinggung, marah dan merasa tersakiti. Dan tanpa disadarinya, emosi yang terpendam
akan tercermin pada sikap yang tidak menyenangkan, sering berkata kasar dan
menyakitkan.
“Orang yang menekan
emosi lebih banyak diam dan marahnya dipendam, tapi dia suka ngoceh dan suatu
saat bisa ‘meledak’. Orang seperti ini jika lama-lama dibiarkan bisa mengalami
gangguan jantung, tenggorokan dan kanker,” jelas Irma Rahayu, Soul Healer dari
Emotional Healing Indonesia (EHI) dalam acara Emotional Healing Group Therapy
di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, Kamis (8/12/2011).
Dia juga
menyebutkan bahwa kebanyakan orang yang menderita sakit yang tidak tersembuhkan
disebabkan karena kemarahan dan kecemasan yang sering ditekan.
2. Melampiaskan
emosi
Banyak yang menganggap bahwa orang yang bisa melampiaskan emosi bisa lebih
sehat ketimbang yang suka memendamnya. Namun emosi yang dilampiaskan secara
berlebihan efeknya hanya sesaat. Emosi yang dikeluarkan dengan spontan marah
atau ngamuk masih akan tersimpan dan tidak hilang begitu saja.
“Orang yang
melampiaskan emosi dapat membahayakan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.
Akibatnya, orang seperti ini sering mengalami gangguan metabolisme dan gangguan
fisik,” ujar Muhammad Gunawan, co fasilitator EHI.
3. Mengalihkan
emosi pada hal lain
Orang tipe ini biasanya akan mengalihkan emosi dan stres pada hal-hal lain yang
dianggap bisa melupakan masalahnya, seperti berbelanja barang-barang yang
sebenarnya tidak dibutuhkan, makan berlebihan, merokok, tidur, kerja berlebihan
atau bahkan becanda sepanjang hari.
“Orang yang merokok
itu pasti stres dan sebenarnya dia tahu bahwa rokok itu tidak sehat tapi masih
menghisapnya,” ujar Gunawan.
Meski bisa
melupakan emosi negatif yang tidak menyenangkan, namun Irma menuturkan bahwa
mengalihkan emosi bukanlah yang baik untuk mengatasi masalah.
“Ini sama saja Anda
sedang memetik daun teh dan menaruh di keranjang belakang punggung. Anda lupa,
tapi lama-lama akan semakin berat. Jangan pernah melupakan masalah karena itu
artinya Anda tidak menyelesaikannya. Orang yang sering melupakan masalah bukan
berarti tidak punya masalah, tapi masalahnya akan menumpuk dan tiba-tiba
‘ambruk’,” ujar Irma.
Cara terbaik merespons emosi
Cara terbaik untuk
merespons emosi khususnya emosi marah adalah dengan mengeluarkannya dengan cara
yang baik dan santun atau bicara baik-baik dengan orang yang membuat kita
kesal.
“Misal Anda kesal
dengan orang A, maka Anda harus menyampaikan pada orang itu bahwa Anda tidak
suka dengan tindakan dia, tapi dengan cara yang halus, santun dan bukan
marah-marah. Jangan melemparkan emosi kesal Anda pada orang lain, karena itu
tidak menyelesaikan masalah. Jika sekiranya Anda tidak mungkin menyampaikannya,
misal dia adalah bos atau orang yang punya jabatan tinggi, maka lakukan sending
love. Tetap bersikap baik pada dia sambil mendoakan dia hal-hal yang baik,
semoga dia berubah dan berkah, atau berdoa untuk diri sendiri semoga
mendapatkan hal-hal baik. Jangan Anda malah mendoakan yang jelek-jelek karena
itu akan jadi emosi yang negatif untuk diri Anda sendiri,”